DINAMIKA MANUSIA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan yang Diampu oleh Dr.
Tina Hayati Dahlan, M.Pd dan Wasmana, S.Pd
Disusun oleh :
Putra Rahmat Ramadhan 1504323
Kinanti asih 1504613
Muthia Fauziyyah 1504173
Alviani Suci Juniar Fathudin 1501018
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
2015
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan
ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul DINAMIKA PERILAKU MANUSIA DALAM
PRESPEKTIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan.
Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap manusia memiliki perilaku yang berbeda antara
masing-masing individu. Perilaku
manusia dipelajari dalam ilmu psikologi, Pendekatan
perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang
datang. Ini berarti tingkah laku itu seperti
reflek tanpa kerja mental sama sekali. Perilaku
seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima,
perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Perilaku tidak boleh disalah
artikan sebagai perilaku sosial, yang
merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial
adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan
terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan
diatur oleh berbagai kontrol sosial. Maka dari itu dinamika perilaku dalam perspektif
psikologi pendidikan dapat dilihat dari perspektif biologis, behaviorisme,
kognitif, psikoanalisis, dan fenomenologi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan dinamika perilaku manusia?
2.
Apa yang dimaksud dengan dinamika perilaku manusia dalam perspektif
biologis?
3.
Apa yang dimaksud dengan dinamika perilaku manusia dalam perspektif
behaviorisme?
4.
Apa yang dimaksud dengan dinamika perilaku manusia dalam perspektif
Kognitif?
5.
Apa yang dimaksud dengan dinamika perilaku manusia dalam perspektif
Psikoanalisis?
6.
Apa yang dimaksud dengan dinamika perilaku manusia dalam perspektif
Fenomenoligi?
C.
Tujuan
1.
Mahasiswa mengerti dan
mengetahui dengan yang dimaksud dengan dinamika perilaku manusia.
2.
Mahasiswa mengerti dan
mengetahui dengan yang dimaksud dengan dinamika perilaku manusia dalam persepektif Biologis,
Behaviorisme, Kognitif, Psikoanalisis, dan Fenomenologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
DINAMIKA PERILAKU MANUSIA DALAM PERSPEKTIF
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A. Pengertian
Dinamika perilaku manusia
adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh
adat, sikap, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika. Pada dasarnya individu mempunyai
keinginan untuk memenuhi kebutuhan dan dalam memenuhi kebutuhannya individu
memerlukan perilaku-perilaku yang dinamis. Untuk mendapatkan perilaku yang
dinamis, individu perlu menyesuaikan dan menggunakan segala aspek yang ada
dalam dirinya. Apabila semua aspek dalam diri individu dapat berjalan dinamis,
individu tidak hanya dapat memenuhi kebutuhannya tetapi juga dapat
mengembangkan diri ke arah pengembangan pribadi.
Dalam Pendidikan pun
dinamika perilaku perlu diterapkan agar kegiatan bimbingan dan konseling
kelompok bisa berjalan dengan lancar, dinamis dan tujuan yang diingkan
tercapai. Misalnya dalam bimbingan dan konseling kelompok semua anggota dan
konselor bersikap pasif maka kegiatan tersebut tidak akan hidup dan tidak
berjalan dengan lancar. Begitu pula sebaliknya.
Menurut pandangan
humanistic, manusia adalah makhluk yang aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya. Perilaku manusia berpusat pada konsep
dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat
fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada
kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan serta
mengaktualisasikan dirinya.
Psikologi memberikan
sumbangan terhadap pendidikan, karena subjek dan objek pendidikan adalah
manusia (individu). Psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku
individu, proses pendidikan serta bagaimana membantu individu agar dapat
berkembang optimal. Ada berbagai perspektif yang timbul dalam melihat
dinamika perilaku manusia diantaranya dalam perspektif biologis, behaviorise,
kognitif, psikoanalisis, dan fenomenologi.
1. Perspektif
Biologis
Tokoh utama perspekltif
ini adalah Hipokrates. Dia adalah bapak ilmu
kedokteran yang sangat peduli terhadap perkembangan perilaku dan proses mental
manusia dianalisis dari sisi biologis. Perspektif biologis berupaya mengkaitkan
perilaku atau proses mental organisme dengan peristiwa listrik dan kimiawi yang
terjadi di dalam tubuh terutama di dalam otak dan sistem syaraf. Bagi
Hipokrates yang mendasari perilaku
dan proses mental organisme adalah neurobiology. Perilaku dan proses mental
organisme sangat ditentukan oleh perkembangan neurobioly pada kedua belahan
otak organism. Perspektif
biologis merupakan pendekatan psikologi yang
menekankan pada berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi
perilaku, perasaan dan pikiran seseorang. Perspektif Biologis memunculkan
psikologi evolusi yaitu suatu bidang psikologi yang nenekankan pada mekanisme
evolusi yang membantu menjelaskan kesamaan di antara manusia dalam kognisi,
perkembangan, emosi praktek-praktek sosial, dan area-area lain dari perilaku.
Kita bisa terima Charles Darwin (1859) untuk menunjukkan dalam gagasan bahwa
genetika dan evolusi memainkan peran dalam mempengaruhi perilaku manusia
melalui seleksi alam.
Teori
dalam perspektif biologi yang mempelajari perilaku genomik mempertimbangkan
bagaimana gen mempengaruhi perilaku. Sekarang genom manusia dipetakan, mungkin suatu
hari nanti kita dapat memahami lebih tepatnya bagaimana perilaku dipengaruhi
oleh DNA. Faktor biologis seperti kromosom, hormon dan otak semua memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manusia, untuk jenis kelamin misalnya, Pendekatan biologis berpendapat
bahwa perilaku sebagian diwariskan dan memiliki fungsi atau evolusi adaptif. Misalnya, dalam
minggu-minggu segera setelah kelahiran anak, tingkat testosteron pada ayah
hampir lebih dari 30 persen.
Psikolog
Biologi menjelaskan perilaku dalam hal neurologis, yaitu fisiologi dan struktur
otak dan bagaimana ini mempengaruhi perilaku. Banyak psikolog biologis telah
berkonsentrasi pada perilaku abnormal dan telah mencoba untuk menjelaskannya.
Misalnya psikolog biologi percaya bahwa skizofrenia dipengaruhi oleh tingkat
dopamine (neurotransmitter).
Temuan
ini telah membantu psikiatri lepas landas dan membantu meringankan gejala
penyakit mental melalui obat-obatan. Namun Freud dan disiplin lain berpendapat bahwa ini hanya
memperlakukan gejala dan bukan penyebabnya. Di sinilah psikolog kesehatan
mengambil temuan bahwa psikolog biologis memproduksi dan melihat faktor-faktor
lingkungan yang terlibat untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik.
2. Perspektif
Behaviorisme
Tokoh
perspektif ini yang paling terkenal diantaranya Ivan P. Pavplop dan John. B.
Watson. Perspektif ini memandang perilaku sebagai aktivitas suatu organisme
yang dapat dideteksi, seperti berbicara, tertawa, dan menangis. Pada perspektif
ini yang dilihat perilaku organisme ketimbang pada otak dan sistem syaraftnya. Salah
satu cabang perspektif ini adalah analisis stimulus respons (S – R). S – R
mempelajari stimuli yang relevan di lingkungan, respons yang ditimbulkan
stimuli tersebut, dan hadiah atau hukuman yang terjadi setelah respons
tersebut. Stimulus (S) yang dimaksud adalah segala sesuatu yang merangsang
organisme berperilaku atau melakukan proses mental. Respon (R) adalah
perilaku atau proses mental yang ditunjukkan oleh organisme. Mekanisme perilaku
menurut perkspektif ini sebagai berikut.
a.
S-R
Pada mekanisme
ini ketika stimulus atau rangsangan untuk berperilaku datang maka organism
langsung berperilaku sebagai respons atau jawaban terhadap stimulus tersebut.
Para ahli psikologi berpendapat bahwa mekanisme perilaku ini termasuk mekanisme
perilaku tidak sadar. Misalnya, pada saat seseorang yang sedang melamun dicubit
dari bekalang ia langsung tersentak sembari berkata “aw” atau “aduh” dan
perilaku lainnya.
b.
S – O – R
Pada mekanisme
ini perilaku terjadi pada saat stimulus (S) datang lalu diterima organisme (O)
dan organisme memberi respons. Artinya, pada mekanisme ini stimulus tidak
otomatis direspon langsung oleh organisme, mungkin dirasakan dulu lalu
direspon. Para ahli hampir berkesimpulan bahwa perilaku ini termasuk perilaku
sadar.
c.
S – O – r – W – e – R
Pada mekanisme
ini, stimulus (S) diterima oleh organisme (O) melalui reseptor (r) yang
diteruskan ke world (W) untuk diproses yang selanjutnya dimunculkan oleh
efektor (e) dalam bentuk perilaku atau respons (R). Pada dinamika ini yang
dimaksud reseptor (r) adalah panca indra, world (W) adalah proses kognitif
termasuk perseptual, dan efektor (e) adalah fasilitas atau perlengkapan pemunculan
respons. Para ahli sepakat bahwa model perilaku inilah yang disebut dengan
perilaku sadar.
3. Perspektif Kognitif
Dalam perspektif kognitif sebagian kembali pada
akar kognitif dari psikologi, yakni persepsi, daya ingat, penalaran, dan
pemutusan pilihan. Sebagian lagi sebagai reaksi terhadap behaviorisme. Perspektif
ini didasarkan pada penelitian tentang kognisi modern yang didasarkan pada
asumsi berikut.
a.
Hanya dengan mempelajari proses
mental kita dapat sepenuhnya memahami apa yang dilakukan oleh suatu organisme.
b.
Kita dapat mempelajari proses
mental secara objektif dengan memfokuskan pada perilaku spesifik, sama seperti
yang dilakukan oleh ahli perilaku, tetapi menginterpretasikannya dalam kaitan
proses mental dasar.
Pada perspektif ini interpretasi menggunakan
analogi antara pikiran dan komputer, yakni informasi yang masuk diproses dengan
berbagai cara dipilih, dibandingkan, dan dikombinasikan dengan informasi lain
yang telah ada dalam memori, ditransformasikan, disusun kembali dan seterusnya.
Berikut ini contoh interpretasi perpsektif kognitif. Misalnya, analisis tentang
respon jika seseorang dicemooh oleh orang yang tidak dikenal, dikenal, dan
pernah menyakitkan.
a.
Respons terhadap cemoohan orang
yang tidak dikenal cenderung lemah/tidak
diabaikan.
b.
Respons terhadap cemoohan orang
yang dikenal cenderung lebih
kuat/lebih agresif dari pada respons kepada yang tidak dikenal.
c.
Respons terhadap cemoohan orang
yang pernah menyakitkan cenderung lebih
agresif dan kuat dari pada respons kepada yang tidak dikenal atau dikenal saja.
Ini bisa terjadi karena pengetahuan yang ada dalam kognisi yang disebut
dengan struktur kognitif menurut
istilah Piaget (tidak dikenal, dikenal, dan pernah menyakitkan) yang
mengendalikan perilaku organisme.
4.
Perspektif Psikoanalisis
Tokoh utama
perspektif ini adalah Sigmund Freud. Salah satu pengikutnya adalah
Gustav Jung. Asumsi dasar teori Freud adalah bahwa sebagian besar perilaku
manusia berasal dari proses bawah sadar (unconscious). Meski Jung
merupakan murid dan pengikut Freud, tetapi dalam konsep ini Jung berpendapat
bahwa perilaku manusia pada prinsipnya merupakan collective unconscious (ketidaksadaran
kolektif). Menurut Freud sifat manusia pada dasarnya negatif; ia yakin bahwa
manusia berperilaku didorong oleh insting dasar yang sama seperti hewan
(terutama seks dan agresi). Dinamika perilaku ditentukan oleh id, ego, dan
super ego. Id merupakan insting atau naluri. Oleh sebab itu jika manusia
berkembang hanya instingnya saja tidak ada bedanya dengan hewan. Oleh sebab itu
id sering disebut dorongan hewani. Id tidak mengenal benar dan salah dan
senantiasa bergerak berdasarkan prinsip pleasure, yaitu kenikmatan
atau kesenangan. Sementara itu, ego merupakan unsur kepribadian yang berpegang
teguh pada prinsip kebenaran berdasarkan logika. Sedangkan super ego merupakan
unsur kepribadian yang bekerja berdasarkan moral. Jika perkembangan manusia
didominasi oleh perkembangan egonya saja ia akan seperti binatang tetapi jika
yang berkembang pada manusia hanya sisi super egonya saja ia akan seperti
malaikat. Menurut perspektif ini perkembangan yang ideal adalah perkembangan
yang seimbang antara id, ego, dan super ego.
5. Perspektif Fenomenologi
Perspektif fenomenologi sering
disebut sebagai psikologi humanistik. Perspektif ini menekankan
kualitas yang membedakan manusia dari hewan, terutama dilihat dari sisi
potensi.Perspektif ini memandang kekuatan motif utama individual adalah kecenderungan
ke arah pertumbuhan dan aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi dan memiliki
kebutuhan dasar untuk mengembangkan potensinya sampai penuh (aktualisasi diri).
Dinamika perilaku sangat ditentukan oleh proses dinamika motivasi yang sehat,
yakni dinamika motivasi yang ditandai dengan pencapaian tujuan (goal). Dinamika
motiovasi seseorang yang efektif adalah yang ditandai dengan pencapaian tujuan.
Keberhasilan mencapai tujuan saat ini cendeung membuat manusia bergerak untuk
menempuh tujuan berikutnya. Ketidakpuasan manusia dalam pencapaian tujuan
dipandang positif sebagai dasar pencapaian aktualisasi diri. Sementara itu
manusia yang gagal mencapai tujuan dalam dinamika perilakunya ia akan
frustrasi, yang biasanya ditunjukkan dengan berbagai perilaku maladjustment
seperti konvensasi, sublimasi, rasionalisasi, proyeksi, regresi, represi,
agresi, fiksasi, dan sebagainya.
Kata Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
SUMBER
Internet
diakses dari :
If you're looking to lose weight then you absolutely need to start using this brand new personalized keto meal plan.
BalasHapusTo create this keto diet service, certified nutritionists, fitness couches, and professional chefs have united to develop keto meal plans that are powerful, convenient, economically-efficient, and fun.
Since their launch in early 2019, hundreds of clients have already completely transformed their body and well-being with the benefits a proper keto meal plan can give.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-certified ones provided by the keto meal plan.